Assalamu'alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh
Selamat pagi menjelang siang! Sejak pagi tadi hujan turun tanpa henti. Sekarang sudah tidak sederas pukul tujuh pagi. Langit berwarna kelabu. Meskipun begitu ia tak begitu menghalangi sinar mentari untuk menjalankan tugasnya menerangi Bumi. Intensitas cahaya yang ada masih cukup terang sehingga aku tidak perlu menyalakan lampu di rumah.
Saat ini aku adalah satu-satunya anak kecil di rumah. Kedua adikku berada di luar rumah. Yang seorang pergi menuntut ilmu dan yang satu lagi sedang pergi berkemah bersama teman-temannya. Ah..., pasti menyenangkan sekali. Mengingat masa-masa kelas 7 yang terasa manis itu membuatku ingin kembali. Namun, aku tidak boleh mundur. Enam hari lagi dan kau akan bisa menyelesaikan semuanya. Pendidikan di SMP harus selesai, kan? Masa pengin kelas 7 terus? Nggak kepengin dapat ijazah? Hahaha... :)
Kemarin Rabu, kami satu angkatan kelas 9 mengikuti do'a bersama bapak ibu guru, tepatnya hampir semua guru di sekolah kami. Pak kepala sekolah mengatakan bahwa kita semua harus optimis, jangan pesimis. Secara materi, kami diyakini sudah siap. Sudah belajar untuk UN sejak semester satu, masa masih merasa belum siap? Sekarang perbanyaklah dzikir dan berdo'a.
Dan ajaibnya, segala kerisauan, kegalauan, dan kecemasan yang kurasakan menyelimuti hatiku sebelum do'a bersama sirna seketika. Aku menyadari saat itu bahwa kekuatan do'a kepada Allah sangatlah luar biasa. Hanya dengan berdo'a kepada-Nya, debaran jantungku yang 5 menit lalu tak beraturan dapat kembali berdetak secara teratur. Terima kasih Ya Allah atas nikmat-Mu ini...
Setelah do'a bersama kami saling berpelukan. Ada beberapa di antara kawanku yang menangis sesenggukan, hingga wajahnya berubah merah seperti udang rebus. Ada juga yang tidak menitikkan air mata, namun bibirnya terus bergetar bukan di bawah kendalinya. Ya, meski begitu, do'a telah menguatkan kami, meyakinkan kami, bahwa pada dasarnya kami semua telah siap. Apapun hasilnya nanti semua adalah kehendak Allah. Kita harus siap menerima segala kemungkinan.
Irama rintik hujan masih belum berhenti hingga saat ini. Melodinya terdengar indah. Aku suka mendengarnya. Udara yang sedikit dingin berhembus menyentuh kulitku. Dingin... namun menenangkan.
Hari ini aku belum menyentuh satu buku pelajaran pun. Kalau kemarin sudah mengerjakan soal, tak ada salahnya kan aku sedikit menyamankan diri hari ini? Hahaha... Sebenarnya saat ini aku masih berusaha untuk menata hati. Hatiku masih plin-plan. Terkadang merasa tenang, namun kadang juga bergemuruh tidak jelas. Aku baru menyadari pentingnya hari tenang sebelum UN berlangsung. Mungkin karena hampir semua anak akan merasakan hal ini. Jadi ia butuh hari libur untuk menenangkan diri. Mungkin ini terdengar berlebihan. Hanya akan menghadapi ujian saja kok merasa takut? Ya, sebab nilai UN digunakan untuk mendaftar sma. Aku menginginkan sma yang bagus, di mana itu membutuhkan nilai UN yang bagus pula. Ah... Aku pikir, anak laki-laki akan lebih baik dalam menyikapi masalah ini. Mereka biasanya lebih santai. Aku harap aku juga dapat seperti itu.
Ya..., kira-kira itu dulu yang akan aku ceritakan. Terima kasih karena sudah mau menjadi tempat mencurahkan isi kepalaku yang aneh-aneh. Do'akan kami ya, agar Pawitikra 015 dapat meraih hasil yang terbaik dalam UN SMP 2015 ini.
Sekian
Wassalamu'alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh

