WHO AM I: April 2019

♥

April 23, 2019

If you asked me whether I have ever liked someone or not, I would preferably drive you to talk about other topics. I have never told anybody, even my little sister, about the one I liked. I just don't want anyone to know that at some time, I'm trapped in such a state that could make me forget Allah. But right now, I want to honestly say that, of course I have ever liked someone.

I have already realized since I was in elementary school that dating someone before legal marriage is not a good thing. I don't know, just from reading some books and watching television series, I understood that it is not something good. From all love stories I've ever known, any kind of relationship before marriage will most likely have a break-up state in the beginning before in the end you meet your real soulmate, which is very dangerous for your mood especially if you're still a student. I was an ambitious student back then, and I didn't want anything that could affect my studies to ruin my life. Hahahah

One of my strategies to prevent me from having that feeling is, by forcing myself to like one of Korean boy band members. He has all the criteria I wanted my future loved-one to have, but not anymore right now. I admitted that this was a powerful method! But later, I know that this method is actually the best if you can step aside from. It is not a recommended method. Why? Because once you like it, you will be trapped and in the end you will be, at sometime, forgetting Allah.

Yeah, it's difficult to have and overcome this feeling. But right now I understand, that this is just a temporary feeling. I am still a girl that can easily get attracted with someone's kindness, someone's intelligence, and of course someone's beautiful face line. So, if I declare that I like someone, it can probably just a temporary admiration. That feeling has a high possibility to change at anytime. So, it's just the best if I keep silent and tell Allah about my feeling and ask for His help to make me stay away from anything dangerous. No matter what, if the time has come for you, it will be yours! But honestly, that's very difficult to be applied in real daily life. Huhuhu

Of course I have ever imagined how beautiful it might be to date someone. But I am quite sure that it is just an illusion, even though I need to always remind myself over and over again about this thing. Why?

My hypothesis why most single boy and girl want to try dating is that, they have never really done that. They just heard from other sources that, dating is fun and can change your life in a positive way. Or maybe, they live in a society where people believe that to live a happy life as a youth, you must have a boyfriend/girlfriend. That's why, they want to try dating. But actually, it is difficult to maintain that kind of relationship.

I imagine just, how hard it is to spare some time with my family when I have to spend many time for my uni life. How can I still allocate some of my time to spend with what so called a boyfriend? If I can not keep a good communication, it will only add gloomy effect on my day. So I think, for now, having that kind of relationship will only add more burden and stress for me.

What I know is that, everything in this world has its own rule. If the rule is violated, it will cause something bad. Because rules are made to ensure that everything goes in a harmony. As for my case, dating before legal marriage is prohibited in Islam. So, why do I have to bother myself thinking about something I can not have for now? Just think like, in Indonesia, you can not study in a uni if you have not completed your senior high school life. It is just the same as you can not date if you are not married yet.

Then, what can I do if I can not hold and wait any longer to have a date? Just think the same as when you just can not wait anymore to be accepted in a good uni. You can do nothing to achieve that unless you struggle and study hard and pray for the best. No matter what, you need to pass that process first before you can move ahead. You need to struggle first before you achieve something worthy which makes you happy.

Anyway, talking about happiness, actually what everybody wants to achieve in this life is to be happy. No one wants to not have a happy life. And I want to remind myself that, there are soo many ways to make me feel happy. Dating is not the only way to achieve happiness. You can set some targets and accomplish that. You can have some light talks and laugh with your friends. You can help someone and feel lucky enough to have this kind of life. Once you feel happy because of something which is not dating, you will just forget dating for a while.

Moreover, I want to remind myself that, who am I to have a confidence to own someone when I still can not make Allah happy? Hmm, so sad :(

I know, it is normal for teens and those in early twenties if they want to have a relationship with someone special. But it's important to remember that there are some requirements and some processes to be completed first before you can achieve that. You need to pass first because it will help you to survive on the next step. If you are actually not qualified yet but insist to move to the next step, you won't be able to last for a long time. Or maybe you can survive but you have to struggle even more. Please never just because most people think that dating before marriage is normal, while actually it is not, you easily follow them. Just stick with what you believe is right because in the end, you will gain more valuable achievements! If you are ready to start a serious relationship with someone, just remember that Allah must be the reason behind.

I know it's difficult, but,

Fighting!!

PS : this link is great if you want to get deeper insight related to this topic

2 Comments

Inner Conflict

Suatu Sore di Honje

April 22, 2019

Beberapa minggu awal liburan kuliah, aku memutuskan untuk uninstall instagram. Kenapa? Simpelnya sih, buat hemat kuota haha. Sejak paketan telkomsel 15 GB, aku jadi ketagihan buka youtube dan instagram tiap hari. Aku kan jadi boros kuota huhu

Meskipun aku berhasil ngurangi intensitas nonton youtube dan instagram, aku masih kadang-kadang nakal buka instagram dari browser wkwk. Aku tahu sih ini nggak bener. Tapi, aku merasa beruntung karena melakukan ini wkwk.

Jadi, aku buka story instagram kan. Nah, kebetulan aku lihat story Kakak dari Awrago lagi ke Jogja. Nah, sebagai orang Jogja, muncul lah naluriku untuk sekadar say hi dan istilahnya, ngaruh aruhi laah wkwk. Tapi sayangnya, kalo liat story lewat browser, aku belom menemukan caranya reply story. Alhasil, aku cuma nonton storynya. Jujur, pengen tuh langsung kabar kabaran. Tapi apa daya, ku masih uninstall ig :(

Hingga 2 hari berlalu, aku tetep penasaran ngeliat story kakaknya tiap hari. Kakak berkunjung ke tempat wisata yang bahkan aku sendiri pun belum pernah ke sana haha. Sampai suatu hari, aku liat story salah satu kakak udah di dalem kereta. Aku jadi mikir, wah, ga bener nih kayanya kalo aku sampe tetep diem aja, apalagi kalo sampe udah balik aku ga ngapa ngapain. Mana katanya yang orang Jogja terkenal dengan keramahannya?

Akhirnya, kuputuskan untuk install instagram lagee haha. Langsung deh tuh, ku reply salah satu story kakaknya dengan sok sok an bilang, "Wehe, Kakak lagi di Jogja toh?"

Yang ga kusangka sangka, kakaknya malah jawab, "Iya Alfa. Bisakah kita bertemu??"

Gubrak.

Aku bingung deh beneran. Soalnya aku kan udah liat story ig kakak yang satunya udah posisi di dalem kereta kok malah kakaknya minta ketemuan? Mana aku juga, tahu ga sih, adalah orang Jogja yang jaraaanggg banget jajan. Jajan di pinggir jalan aja kalo ga ditraktir orang hampir ga mungkin, apalagi nge cafe wkwk. Kenapa? Soalnya masakan ibuku di rumah udah kelewat enak kalo sampe harus dilewatkan. Kan sayang ehehe. Ibuku juga pasti sedih dan jadi badmood kalo masakannya ga ada yang makan. Kalo ditanya rekomendasi tempat makan, habislah aku.

Untungnya, Kakak sendiri yang nentuin tempat ketemuan. Dengan semangat, sejak pagi kontak kontakan aku menanti nanti pukul 5 sore untuk ketemu. Hatiku deg-deg-an memikirkan, apa yang harus kita omongin nanti? Skill basa basiku buruk banget hehh. Aku sampe searching google lho, "cara basa basi sama orang baru". Wkwk

Nah, intinya, aku kepengin share aja sih salah satu topik pembicaraan kita waktu itu yang paling membekas sampai sekarang.

Waktu itu, Kakak minta aku cerita kegiatanku selain kuliah ngapain. Nah, aku cerita kalau jadi anggota OmahTI, otw ngajar bahasa Inggris BAT, sama nyiapin event OLC. Respon dari Kakak tersebut langsung bikin aku sedikit terperanjat, soalnya Kakak bilang gini,

"Bagus atuh kamu ada kegiatan selain belajar di kampus. Percaya atau engga sekarang, skill organisasi seperti itulah yang nantinya malah justru akan banyak membantu kamu di dunia kerja, lhoh!"

Mendengar kalimat seperti itu dari Kakak, yang notabene bukan berstatus sebagai kakak kelasku wkwk, memantik sedikit semangat dan motivasi hidupku. Kalo denger dari kakak kelas SMA mah, udah berkali-kali sampai kadang agak bosan, soalnya belum benar-benar mengalami dan merasakan manfaatnya secara langsung. Tapi, mendengar hal yang sama dari orang yang berbeda wilayah dan profesi, membuat aku berpikir, apakah iya? Aku pun membalasnya dengan begini,

"Aah, itu belum seberapa, Kak, kalau dibandingin sama teman-teman saya. Temen saya di SMA tuh banyak yang, udah pinter, aktif organisasi, event di sana sini lagi.(...nge jaga amalan juga pinter nyempetin waktunya lagi, huhu... #dalamhati) Saya mah, apa atuh. Organisasi cuma satu, nge event juga jarang, (...soalnya yaa, saya kan tipe pelajar yang perlu jadi rajin dulu biar bisa memahami suatu materi, bukan tipe yang cerdas gitu...#dalam hati)"

"Hmm, menurut aku sih ya, sejauh kamu merasa masih sanggup untuk mengikuti suatu kegiatan sebagai sampingan kuliah, lakukanlah. Nggak perlu membandingkan dengan orang lain yang kamu anggap jauh lebih dan lebih daripada kamu. Setiap orang itu punya batas kemampuan dan kapasitasnya masing-masing. Yang penting bagi manusia itu kan berkarya selama masih hidup. Sekecil apapun itu kiprahmu, sejauh kamu masih berkarya di Bumi ini, teruskanlah! Oke?"

"Hmm, bener juga ya, Kak. Hehe. Saya malah belum pernah kepikiran sejauh itu, hehe."

Kenapa aku memilih untuk menceritakan topik ini dibandingkan topik-topik lain yang kami perbincangkan? Ya, selama ini aku sejujurnya merasa minder melihat teman-teman SMA yang sanggup menyeimbangkan antara memegang amanah berbagai event, ikut lebih dari satu organisasi, aktif di kampung, senantiasa meningkatkan kualitas amalan, dan tetap memiliki record akademis yang bagus. Aku tuh orang yang gampang capek, atau mungkin emang terlalu membiarkan diri merasa lemah. Kalo udah capek, aku lebih memilih tidur untuk menjaga kesehatan tubuhku daripada tetep maksa buat belajar. Tapi kalo ada jobdesc event yang belom kelar, anehnya, aku rela-relain untuk selesaikan wkwk. Takut deadline soalnya. Hm, mulai muncul bibit-bibit nih wkwk. Soalnya aku mikir, buat apa memaksakan organisasi dan akademis sekaligus kalo malah bikin kamu jadi ga sehat dan bolos sekolah? Kasihan gurunya kalo kelas kosong gara-gara muridnya capek melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak menjadi suatu kewajiban. Prinsipku dulu, tunaikan yang wajib dulu baru yang opsional. Jadi, aku tidak sanggup jika harus megang sampai lebih dari 3 event bareng, mana masih ada kegiatan di organisasi lagi.

Tapi, dengan membatasi jumlah kegiatan non-akademisku, muncul pikiran dalam hati kalau, aku ini, kurang berkontribusi terhadap almamater kalo ga bisa menemukan formula untuk menyeimbangkan kehidupan akademis dan organisasi. Aku tuh lemah banget sih? Yang lain bisa kenapa aku belum bisa? Jadi, aku tuh mulai memaksa diriku untuk ga boleh menjadikan organisasi sebagai alasan kebobrokan nilai akademisku. Bagaimanapun, kedua elemen itu diperlukan dalam kehidupan sebagai seorang pembelajar. Jadi, salah satunya tidak boleh dikambinghitamkan jika terjadi ketimpangan yang lebih cenderung ke salah satunya.

Selama SMA, tepatnya sih mulai kelas X semester 2, aku mulai membuat diriku benar-benar fokus belajar kalo pas waktunya belajar di kelas. Aku ga mau kalo sampe telat masuk kelas terlalu lama gara-gara rapat pas istirahat. Selepas bel pulang (atau istilahnya pulsekteng), aku baru mikirin organisasi. Tapi aku juga masih merasa ga maksimal dan ga fokus gitu. Soalnya sebenernya aku pas SMP bukan orang yang suka berorganisasi gara-gara aku kelewat pemalu dan ga bisa lama-lama ngomong sama orang. Jadi, kadang aku masih merasa ga rela gitu soalnya waktu belajarku selain di kelas jadi dikit banget. Soalnya aku pengen dapet nilai yang bagus. Kadang sambil nunggu pada dateng larut, aku ngerjain PR. Pernah sih dikritik sama adek kelas. Untung diingetin, jadi sadar hehe

Ada kalanya, aku merasa pula bahwa kehidupan baru benar-benar dimulai setelah bel pulang berbunyi. Karena saat di kelas, aku bisa tinggal duduk duduk aja ndengerin guru nerangin sama ngerjain soal, ga perlu mikir terlalu berat. Kalo emang belum paham apa yang diterangkan, santai aja lah, kan ada temen yang bisa ditanyain wkwk. Tapi begitu pulsek, aku harus mengerahkan kemampuan basa-basiku untuk rapat dan ngelarut yang mana aku masih pemula berkecimpung di situ. Tiap kali habis ngomong sama lebih dari satu orang, aku selalu merasa energiku kayak ilang banyak banget gitu. Lelah aja rasanya.

Ya intinya, aku masih merasa menjadi seorang manusia yang belum sepenuhnya bermanfaat di agama, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Aku masih terlalu fokus mikirin hal-hal yang mendukung kesuksesanku sendiri. Masih enggan ngajak temen-temen untuk bareng-bareng sukses. Walaupun sebenernya bukannya ga mau, tapi aku masih ga tahu caranya untuk enjoy dan freely ngomong kalo ada masalah jika bekerja dalam suatu tim. Aku tu orangnya gampang ga enakan gitu. Aku tuh bukan orang yang bisa dengan mudah nyuruh orang ngerjain sesuatu meskipun itu emang jobdsc dia. Aku juga belom bisa merasa tenang kalo harus ngelobi orang. Kalo dah nge rasa ga enak, aku bakal mikirin terus dan itu mempengaruhi mood ku. Dasar manusia mood mood an!

Tapi setelah mendengar cerita Kakak, aku jadi punya suatu prinsip baru, yaitu

Maksimalkan dirimu dalam menunaikan semua amanah yang saat ini kamu pegang. Selama masih bisa menambah amalan dan kebaikan, lakukanlah. Kalau belum sanggup, ya udah, jangan ambil risiko buat nambah (tapi kalo urusan amalan agama, ya bela-belain dan rela-relain laah buat ditunaikan). Kamu emang belum sanggup saat ini, tapi kamu sedang dalam proses untuk untuk sanggup sesuai kapasitas dan bagianmu sendiri. Intinya, ga usah nge banding-bandingin sama orang lain soalnya kamu punya jalan dan kapabilitasmu sendiri, ya! Cukup jadikan sebagai motivasi yang baik!

Dan kupikir, hingga saat ini, kalimat-kalimat itu cukup efektif juga kalau diingat-ingat. Makasih, Kak :)

0 Comments

WHO AM I

♥

Suatu Sore di Honje

About me

Follow Us

Categories

Blog Archive