Orang bilang, pasti akan ada periode-periode jenuh dalam perjalanan mencintai seseorang. Dengan memahami betul alasan dibuatnya komitmen itu sejak awal, akan ada panggilan untuk selalu berusaha kembali merawat rasa cinta itu.
Menumbuhkan cinta sebelum memenuhi syarat dan ketentuan adalah pilihan penuh risiko yang membutakan. Memang merupakan sebuah fakta, bahwa benih rasa itu dapat muncul kapan saja, di mana saja, kepada siapa saja—bahkan tanpa adanya alasan logis yang bisa diinterpretasikan. Meskipun berbagai kelemahannya sudah tampak begitu jelas, kita bisa saja tetap suka dan dengan mudah menoleransinya, sudah terlanjur cinta katanya.
Sayangnya, ini bukan tentang suka atau tidak suka semata. Perasaan yang datang ini adalah bagian dari ujian ketaatan kita kepada Sang Pencipta. Jika ingin menjadi golongan hamba-Nya yang taat, kita tidak boleh melanjutkannya dan membiarkan rasa itu berlarut-larut—jika belum siap serius.
Betul, ada kalanya jenis perasaan yang serasa tak dapat dikendalikan itu datang menggoda. Tapi selalu ingatlah sahabat, bahwa itu hanyalah perasaan semu yang sangat ampuh mengaburkan logika. Perasaan yang dipasarkan dengan bungkus indah bernama "cinta", yang akan menghadirkan ilusi bahwa menjalaninya akan selalu merasa bahagia.
Tinggal pilih. Mau tenggelam semakin dalam pada hal yang menipu atau segera sadar dan mempercayakan logika untuk mengambil alih, memperbaiki hati yang sedang dalam kondisi kritis.
Percayakan pencarian cinta sejatimu dengan mengikuti panduan dan cara main yang Ia tentukan. Pastikan nilai dan hal fundamental cocok dan terpenuhi, baru kemudian menumbuhkan rasa cinta itu dengan sungguh-sungguh.
Iya, mungkin kedengarannya tidak masuk akal, tidak mungkin bahkan. Aku pun belum pernah memutuskan untuk menjalaninya. Tapi sekarang, aku berusaha percaya terlebih dahulu kepada Dzat yang sudah menciptakanku dengan sebaik-baiknya.
Iya, bisa saja rasa suka itu tetap menempati sepetak ruang di hatimu dalam waktu lama dan begitu sulit dilupakan. Tapi kamu punya kendali atas reaksimu. Kamu tahu mana yang benar sehingga tidak membiarkan rasa berbahaya itu mengendalikanmu. Jika memang tetap suka, ya mungkin memang Allah buat ujiannya demikian. Yang pasti, lakukan usaha terbaik dalam menjauhinya agar dinilai pahala.
Yang perlu diingat, kalau sudah paham bahwa cinta itu membutakan, maka perlu waspada jika rasa itu hadir. Segera pasang perisai pelindung untuk memfilter dan menilai, apakah perasaan ini layak untuk dirawat secara serius atau hanya datang sebagai ujian. Jika memang ujian, segera jauhi! Jika bukan, selamat merawatnya!
***
Ditulis karena terinsipirasi drama Our Blooming Youth episode 15, saat Hwan menyadari ia menyukai Jaeyi. Tetapi tanggung jawabnya sebagai putra mahkota memerlukan dirinya menikah dengan seseorang dari keluarga yang mampu mendukung posisinya saat duduk di singgasana kelak. Menontonnya saja sudah cukup menghadirkan rasa sesak dan perih yang begitu mendalam. Belum mampu membayangkan jika dijalani sendiri di dunia nyata akan separah dan segalau apa rasanya๐๐ญ๐ฎ๐จ