
Ya, kenalan, teman, dan sahabat. Tiga kata berbeda yang terkadang kita artikan sebagai hal yang hampir sama. Lalu, bagaimana menurut KBBI? Nah, menurutnya, ketiga kata tersebut memiliki arti :
1) ke.nal.an
Nomina (kata benda) orang yang sudah dikenal; sahabat; teman
2) /te·man/ n 1 kawan; sahabat: hanya -- dekat yg akan kuundang; 2 orang yg bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan); lawan (bercakap-cakap): -- seperjalanan; ia -- ku bekerja; 3 yg menjadi pelengkap (pasangan) atau yg dipakai (dimakan dsb) bersama-sama: ada jenis lumut yg biasa dimakan untuk -- nasi; pisang rebus enak untuk -- minum kopi; 4 cak saya (di beberapa daerah dipakai dl bahasa sehari-hari): tiada -- menaruh syak akan dia;usahlah -- dimandi pagi, pb tidak usah kamu lebih-lebihkan (kaupuji-puji);
3) /sa·ha·bat/ n kawan; teman; handai: ia mengundang -- lamanya untuk makan bersama-sama di restoran;
Nah, bahkan kamus besar bahasa indonesia pun mengatakan mereka bertiga memiliki arti yang hampir sama. Hanya saling dibolak-balik. Sahabat, kawan, teman. Jadi sebenarnya bukan salah kalau kita mengartikannya sebagai kata-kata yang mirip-mirip.
Selama hidup di dunia ini, kita akan sering bertemu dengan banyak manusia. Manusia itu bermacam-macam. Kamu akan sulit menebak manusia macam apa yang akan kamu temui. Beberapa dari mereka akan membuatmu terkejut. Beberapa sisanya terkadang akan membuatmu merasa kesal. Dan beberapa lagi akan membuatmu merasa bahagia. Semua itu akan bercampur-campur dalam komposisi yang paling tepat sesuai dengan yang telah direncanakan oleh Allah.
Peristiwa ini terjadi lebih-lebih saat kita masuk sekolah baru. Berbagai rupa dan sifat baru manusia bisa kau temui. Dalam beberapa kasus ada orang-orang tidak dapat kamu hindari untuk bertemu meskipun kamu tidak suka. Ya, itu karena sudah diatur oleh Allah.
Seperti saat ini, tahun ajaran baru. Banyak yang pindah sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Pada masa-masa ini, rasanya berat sekali untuk meninggalkan teman-teman lama dan mulai berkenalan lagi dengan teman baru. Rasanya nggak mau pisah. Apalagi setelah wisuda dan acara perpisahan kelas. Acara seperti itu malah justru membuat aku tambah pengin nggak usah pisah.
Tapi, kamu emangnya nggak pengin merasakan kehidupan sebagai anak sma yang katanya akan berisi peristiwa-peristiwa penting yang tak terlupakan dalam hidup? (halah) Mau nggak mau harus dijalani kan, biar bisa melanjutkan belajar di universitas?
Nah, memikirkan tentang perpisahan, aku jadi berpikir. Kalau melihat dan mendengar cerita-cerita, biasanya setelah kelulusan akan sulit untuk bertemu dan bergabung kembali sebagai satu kelas yang utuh. Nah, banyak yang tidak ingin seperti itu. Inginnya tetap satu. Jauh di mata dekat di hati. Aku tidak tahu. Tapi sepertinya lama kelamaan arti teman akan jadi semakin memudar setelah lulus. Aku tidak yakin apakah nanti saat misalnya ketemu di jalan aku akan mampu mengeluarkan suaraku dan menyapa orang yang dulu adalah temanku. Karena aku kan agak aneh. Ya, tapi kupikir kalau sekedar menyapa mungkin aku masih kuat. Tapi kalau diajak ngobrol, eng.... belum tahu deh.
Terus di sini, kenalan itu apa? Kalau menurutku, kenalan artinya orang yang yang kita kenal. Kenal gimana? Misalnya ya, kalau kita baru duduk di bis, nah, tahu-tahu diajak ngobrol sama orang, nah... itu namanya kenalan. Atau mungkin aku dulu yang ngajakin ngobrol waktu nungguin bis nggak dateng-dateng di halte. Jadi kenalan ya... hanya sekedar kenal. Bukan topik serius yang dibicarakan.
Kalau kenalan kayak gitu, terus teman kayak apa, dong? Teman... hmm, teman adalah..., apa yah? Teman itu, adalah seseorang yang bisa kamu ajak ngobrol dengan agak lebih nyaman, satu tingkat di atas kenalan. Kamu bisa cerita-cerita masalahmu ke dia. Menurutku, kata lain teman adalah kawan, sobat. Dia mau menemani kamu ke kantin, ke perpustakaan. Dia mulai bisa kamu ajak bercanda.
Sahabat, sahabat? Hmm, mungkin ini adalah tingkatan tertinggi dari suatu pertemanan. Mungkin ada yang sudah menganggap sahabat seperti saudaranya sendiri. Mungkin di antara mereka sudah nggak ada lagi yang namanya rahasia-rahasiaan.
Catatan : penjelasan-penjelasan di atas adalah versiku saja. Jangan terlalu memasukkannya dalam hati!
Balik lagi. Saat kita sudah tidak terlalu sering bertemu dengan teman lama, aku malah jadi memikirkan peristiwa-peristiwa apa saja yang sudah kulalui bersama mereka. Wah, ternyata banyak juga ya yang berkesan... banyak yang menyenangkan. Ya..., walaupun ada beberapa yang tidak. Tapi, apakah yang tidak itu perlu diingat? Bukankah lebih mudah dan enak apabila mengingat yang indah-indah saja? Memang sih, mengingat hal yang menyakitkan itu boleh. Tapi menurutku ini, mengingat yang indah, sebenarnya lebih menguntungkan untuk kita sendiri. Kalau yang diingat-ingat yang indah, kan otomatis yang tertanam dan tersimpan di otak kita yang indah-indah saja. Kan, seiring berjalannya waktu pengalaman-pengalaman terdahulu akan perlahan-lahan terlupakan. Jadi, kalau nanti sekelas berkumpul lagi, yang diceritakan kembali akan menjadi hal-hal yang indah saja. Kalu yang tidak, aku takutnya nanti malah akan tercipta suasana yang kurang menyenangkan.
Hmm, jadi marilah teman-teman! Tetap saling berkomunikasi... Jangan jadikan perselisihan kecil sebagai perpecahan... Ok?
Wassalamu'alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh


