Drama Pertemuanku dengan K-Pop

By alfanadhya - July 04, 2015



Apa itu K-Pop? Apa spesialnya K-Pop? Seperti apa K-Pop itu? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang muncul di benakku saat pertama kali mendengar kata K-Pop. Dan pertanyaan itu muncul saat aku telah menjadi siswa kelas 7 smp.

Jujur saja, tidak banyak yang kuketahui tentang dunia hiburan saat sd. Salah satu alasannya karena aku, bisa dibilang, cukup mematuhi aturan satu hari nonton TV satu jam saja. Jadi film yang kutahu ya yang pernah disiarkan di TV saja. Nah, sebelum kenal dengan dunia korea-koreaan, film favoritku adalah Harry Potter. Segala hal tentang Harry Potter aku suka. Mulai dari game, film, behind the scene, buku, berita seputar Harry Potter, pokoknya semua hal yang mengandung kata-kata yang bersangkut-paut dengan Harry Potter aku akan cari.

Kesukaanku dengan Harry Potter masih bertahan hingga aku terjebak dalam drama korea. Ya, betul. Awalnya memang hanya menonton bersama adikku di ANTV (waktu itu apa, ya? Princess Hours kayaknya) saat libur menunggu hasil UN sd keluar kalau tidak salah. Dan lama-lama bergulirlah kisah perkenalanku dengan drama korea yang alurnya mirip-mirip seperti Harry Potter. Segala hal tentang Princess Hours aku jadi ingin tahu. Mulai dari pemainnya siapa saja, fakta-fakta unik tentang drama itu, OSTnya apa saja, siapa yang nyanyi, lirik versi koreanya gimana, ya... mirip-mirip kasus Harry Potter.

Kesukaanku pada Harry Potter pun mulai memudar, digantikan oleh drama Korea. Setiap pulang sekolah, aku punya kegiatan baru. Mantengin TV buat nonton drama korea. Kalau di Indosiar habis, ganti ke ANTV (atau sebaliknya? aku agak lupa). Aku yang dulu tertutup soal dunia hiburan mulai tahu sedikit-sedikit. Meski begitu, aku masih punya pemikiran yang membuatku sebenarnya merasa ragu untuk melangkah ke sana. Apa itu? Keamanan. Maksudku di sini, bagaimana nanti kalau ada adegan yang belum layak kutonton? Itu adalah ketakutan utamaku. Aku tidak ingin melanggar aturan. Aku inginnya apa yang kutonton ya yang sesuai saja dengan umurku. Aku bisa dibilang nggak tahan sama kayak begituan. Tapi setelah tahu bahwa kalau apapun yang disiarkan di stasiun televisi di Indonesia melewati proses sensor (yang baru aku tahu saat-saat itu juga) aku merasa lebih tenang.

Suka korea berarti sering ketemu huruf korea atau hangul yang dibuat pada masa Raja Sejong. Kalau aku tidak salah, huruf itu ceritanya dibuat untuk memudahkan masyarakat Korea sehingga semuanya bisa menulis, bila dibandingkan dengan huruf Cina yang lebih sulit untuk dipelajari. Pada zaman itu, tidak semua orang apalagi wanita bisa menulis. Nah, dengan ini diharapkan akan lebih banyak warga Korea (atau warga di bawah pemerintahan Dinasti Joseon waktu itu) yang bisa menulis... (hehe ini menyimpulkan sendiri).

Nah, karena sering lihat lama-lama penasaran juga, gimana sih huruf-huruf itu bacanya? Gimana bunyinya? Aku dan adikku pun mulai belajar membaca (hehe, kayak anak TK) dari internet. Dan, ajaibnya (aku pun heran sendiri) aku dan adikku bisa membaca dalam waktu yang sangat singkat, kalau tidak salah hanya kurang dari seminggu. Ini lebih cepat dari belajar membaca aksara Jawa. Huhuhu... aku sedih sekali bila mengingat pengalaman ini. Dari sini aku jadi tahu satu hal. Ternyata mempelajari apa yang kita suka itu terasa menyenangkan dan bila ditekuni cepat bisa.


Salah satu sumber yang dulu kupakai untuk belajar

Sejak itu, aku pun mulai membaca setiap tulisan hangul yang kutemui. Rasanya senang sekali setiap aku bisa membaca tulisan hangul yang ada di depan mataku. Setelah bisa, aku pun tidak lagi melakukan latihan se-intensif awal-awal. Dan ternyata adikku masih, dan dia bisa membaca tanpa harus mikir dulu, dan jarang salah. Sementara aku? Hehe, masih sering ketuker U sama O, dan kesalahan-kesalahan lain. Wow...

Dan drama Rooftop Prince pun tayang. Bisa dibilang, ini adalah titik balik bagiku dalam urusan benar-benar bergabung dan mengikuti K-Pop. Waktu itu, aku mencari-cari siapa saja pemainnya. Dan yang menarik perhatianku waktu itu adalah Lee Min Ho (1993). Mulai dari situ aku mencari film atau drama apa saja yang sudah dia mainkan. Dan, aku pun tertarik pada The Moon That Embraces the Sun. Aku cari-cari pemainnya... baca sinopsisnya... Dan aku terarik pada Kim Soo Hyun. Aku cari data tentang dia.... sama seperti proses Lee Min Ho. Aku pun tertarik dengan Dream High. Aku tonton dramanya..., dan seterusnya, merembet ke drama-drama lainnya. Siklus itu berulang-ulang terus. Aku yang dulu tidak punya satupun lagu sekarang punya banyak OST drama korea. Aku bilang, OST itu lagunya lebih menyentuh daripada lagu-lagu yang dinyanyikan oleh boyband atau girlband Korea. Bisa dibilang dulu aku anti banget sama yang namanya lagu-lagu boyband. Apalagi gara-gara ada suara listrik-listriknya gitu. Aku langsung pusing deh... Ya, sebenarnya itu karena aku telah menonton drama yang menggunakan lagu-lagu tersebut sebagai backgroundnya, sehingga aku langsung mendapatkan visualisasinya, dan aku pun jadi lebih menghayati lagunya.

Namun, ke-tidak-suka-an itu tidak bertahan lama. Gara-gara To the Beautiful You aku jadi kenal sama Choi Min Ho yang mana adalah salah satu member SHINee. Aku jadi penasaran, kayak apa sih SHINee itu? Lagu-lagunya kayak gimana? Aku mulai nyari-nyari..., dan eh, tebak apa? Ya... aku jadi suka. Aku mulai mendengarkan lagu-lagunya. Dan ada satu yang paling kusukai, yaitu yang judulnya Green Rain. Dan dari situ aku jadi tahu kalau itu adalah OST The Queen's Classroom. Dan aku pun baca sinopsisnya...dst. (lagi)

Lama-lama aku mulai beradaptasi dengan lagu listrik-listrik. Aku jadi mulai mengikuti berita-berita terbaru tentang SHINee. Tapi lama-lama bosen juga. Dan begitu juga halnya dengan drama korea. Aku mulai menjauh dari segala hal yang berbau KOREA.

Nah, sebenernya kenapa sih, aku suka drama korea? Kenapa, ya? Aku sendiri juga masih belum tahu pasti penyebabnya. Tapi kira-kira ini adalah faktor-faktornya.

  1. Yang aku sadari sepertinya mungkin karena aku pernah membaca berita bahwa pembuatan drama atau film di Korea itu sungguh-sungguh, nggak main-main. Dan aku merasa, wow, kagum, pasti bagus ya? 
  2. Dari sisi lain mungkin juga karena jumlah episodenya yang sebagian nggak ratusan seperti di Indonesia. Paling cuma 16 episode atau 20 episode. Jadi ceritanya jelas, nggak ngelantur dan mbleber ke mana-mana. Sehingga pilihan cerita yang ada banyak, nggak bosen yang tayang di TV cuma itu-itu aja, nggak ganti-ganti. Kan ya namanya manusia, kalau melihat hal yang sama terus-terusan lama-lama bosen.
  3. Akting para aktor dan aktrisnya bagus-bagus.
  4. Sudut pandang pengambilan gambarnya nggak monoton, ganti-ganti ... jadi nggak bikin bosen.
  5. Make up para pemainnya yang natural.
Nah..., yuk, kembali ke kisahku sebelumnya. Tapi... tapi... tahu-tahu ada berita di koreanindo.net yang menarik perhatianku. Yaitu S.M. The Ballad Vol. 2. Teasernya bagus... Kayak drama (yang akhir-akhir baru aku tahu ternyata itu memang drama). Lagu-lagu dalam album itu juga bagus-bagus. Menurutku komposisinya pas, ada yang ceria, sedih, ada juga yang bum bum bum... Hehehe... Kerjaanku tiap hari jadi mendengarkan lagu-lagu yang ada di album itu. Sambil belajar, dengerin itu... sambil ngarang... dengerin lagu itu. Saat itu, lagu-lagu itu membuat ide-ideku mengalir lancar.

                                        

Dan kesukaanku pun berlanjut. Meski sudah tidak terlalu mengikuti perkembangan drama korea, aku masih sering buka koreanindo. Nah, dan akhirnya aku pun menjadi siswa kelas 9. Masa di mana ... ah sudahlah... bisa dibaca di kisahku sebelumnya. Pada masa-masa ini, waktu yang kumiliki untuk senang-senang nggak banyak. Belajarlah yang rajin... itu yang ada pada otakku. Meski penginnya cuma belajar, tapi tetep aja gatelan buka koreanindo. Sampai pada akhirnya aku memutuskan untuk berhenti buka website itu, dan lumayan mengurangi ketertarikanku dengan K-Pop juga.

Akan tetapi, melepaskan diri dari jeratan korea itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Harus pelan-pelan. Untuk belajar tanpa mendengarkan musik menjadi lumayan susah. Akhirnya aku pun belajar dengan memutar OST-OST favoritku.

Hingga pada suatu hari menjelang UN, saat aku sudah mau tidur sepertinya, terdengarlah suara yang tidak asing di telingaku. Itu adalah lagu Overdose nya EXO. Hah? Aku terdiam sejenak. Biasanya cukup jarang ada lagu korea yang diputer di Indonesia akhir-akhir ini. Apalagi di Metro TV kalau tidak salah. Stasiun TV itu kan secara umum hampir isinya berita semua. Aku yang sebelumnya tidak terlalu tertarik dengan EXO jadi mulai penasaran.

Aku buka YouTube dan lihat mv Overdose. Hmm, keren juga. Tapi, tertarik pada EXO tidak serta merta membuatku terkurung dalam dunia mereka. Aku tetap belajar dan belum benar-benar tertarik. Hal yang membuatku jatuh adalah saat aku sedang bosan, lalu membuka YouTube dan tidak tahu harus menonton apa. Sebenarnya itu lebih karena aku sedang ingin menonton sesuatu yang dapat membuat otakku segar kembali.

Karena bingung, dan tiba-tiba muncul kata tiga huruf itu, aku pun mulai mengetikkan kata exo di pencarian YouTube. Pada waktu itu, video teratas adalah mv Baekhyun - Beautiful. Aku coba dengarkan... diresapi.. Hmm, bagus juga! Lalu aku baca komentar-komentar di bawahnya. Oh, ternyata itu adalah OST dari drama EXO Next Door. Aku jadi penasaran deh, kayak apa sih dramanya? Aku pun melihat episode pertama.

Dan...

Wah! Asyik! Dramanya bagus deh! Benar-benar menyegarkan otakku, hahaha... karena ternyata sudah mulai tayang sejak agak lama sebelum aku menemukan drama ini, jadi aku bisa langsung ngebut nonton sampai beberapa episode. Lagipula satu episodenya berkisar sekitar 15 menitan. Aku senang sekali. Setiap minggu aku jadi menunggu-nunggu drama itu muncul di internet.

Karena menunggu kemunculan episode terkadang membosankan, aku jadi cari-cari tahu tentang EXO. Dan akhirnya begitulah... merembet ke mana-mana. Lagu yang kudengarkan tidak lagi OST namun lagu dari album-album mereka. Dan mulai dari sinilah drama tidak lagi terlalu menarik perhatianku.

Dan begitulah ceritanya. Hingga saat ini, aku masih terpenjara dalam dunia mereka. Huh! Sebal! Kenapa? Karena hidupku seakan jadi diatur oleh mereka. Tiap ada video baru tentang EXO di YouTube jadi pengin nonton. EXO comeback jadi nyari-nyari terus kabar terbarunya. Sampai viewable radio nya aja tak tonton. Ckckck... Aku nggak ingin seperti itu. Memang apa sih hebatnya EXO? Iya, sebenarnya yang membuatku terkesan adalah kisah-kisah perjuangan mereka sebelum debut. Aku merasa perjuanganku hingga hari ini tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan mereka. Dan juga banyak lagu mereka yang aku suka, terdengar indah dan menyentuh meskipun aku tidak tahu artinya. Ya, sebenarnya memang aku sengaja nggak ingin tahu artinya. Kenapa? Karena saat ini, menurutku hampir di seluruh dunia, hampir semuanya menciptakan lagu bertema cinta. Ya, cinta, cinta, dan cinta. Memang dunia ini hanya berisi cinta? Nah, balik lagi. Dengan tidak tahu artinya dan hanya mendengarkan kumpulan nadanya, aku bisa menikmatinya dengan lebih nyaman. Karena kalau tahu artinya aku bisa langsung uring-uringan. Kenapa? Karena ada pertentangan batin di dalam hatiku. Di satu sisi aku suka mendengarkan melodinya, namun di satu sisi aku tidak terlalu suka artinya.

Nah, sebenarnya saat ini juga sedang terjadi perang batin di hatiku. Kalau tidak salah aku pernah membaca bahwa salah satu tanda kiamat sudah dekat adalah di mana orang-orang lebih memilih untuk mendengarkan musik/lagu daripada Al-Qur'an. Kalau mengingat fakta ini aku jadi sedih. Menyukai musik dan setiap hari mendengarkannya tanpa memberikan porsi yang seimbang dengan Al-Qur'an berarti aku sama saja membawa dunia ke waktu yang semakin dekat dengan hari kiamat. Oh tidak! Aku tidak mau menjadi orang yang seperti itu!

Aku jadi sedih, kenapa aku dulu harus kenal dengan dunia hiburan? Aku sedikit menyesal, untuk saat ini baru sedikit. Mengapa? Mungkin karena merasa bahwa kiamat masih jauh, masih lama. Tapi kalau nanti kiamat sudah dekat? Penyesalan itu akan besar sekali! Aku pikir akan begitu jadinya. Huhuhu... T.T 

Huh... tarik napas... huh... keluarkan

Jadi kesimpulannya, mulai dari sekarang, perlahan namun pasti, ayo! Bawalah dirimu agar dapat membuatmu dan keluargamu selamat di akhirat nanti. Kebahagiaan di dunia ini sebagian hanyalah sesuatu yang semu. 

Dunia sementara, akhirat selama-lamanya.

Pilih menyewa rumah atau beli rumah kalau kamu punya uang yang cukup buat beli rumah? Jelas beli rumah, kan? Sama halnya dengan keadaanku saat ini. Kamu punya waktu yang sama untuk memiliki kehidupan dunia dan akhirat. Mau digunakan buat yang mana? Kalau dipikir-pikir jelaslah ingin memiliki hal yang sifatnya selama-lamanya, yaitu akhirat.

Tapi ya itu, terkadang manusia lebih melihat sesuatu yang berada di depan matanya saat ini. Sesuatu yang langsung terlihat hasilnya. Memang, kuakui juga, cukup sulit untuk mendapatkan sesuatu bila untuk membayangkannya saja belum bisa. Aku pernah mendengar bahwa kalau saja manusia melihat surga, pasti mereka akan berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Mungkin salah satu alasan kenapa saat ini aku belum memiliki semangat yang menggebu-gebu untuk mendapatkan surga adalah karena aku belum pernah melihatnya secara langsung. Tapi apabila mendengar ataupun membaca kalimat itu seharusnya aku sadar bahwa pasti surga itu indah sekali.

Hhhh..., jadi, ayolah! Mulai ubah pola pikir di otakmu, oke?(bicara pada diriku sendiri) Mulai ubah dan isi hidupmu kepada hal-hal yang berorientasi ke akhirat. Sip!

Sudah dulu ya... sekian... 

Wassalamu'alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh :)

  • Share:

You Might Also Like

0 comments