Dasar Manusia

By alfanadhya - October 07, 2018



Kalau baca tulisan sebelumnya, tentu masih ingat kalau aku sangat bersedih meratapi kesendirianku di kelas ke-MIPA-an. Kalian tahu, sekarang aku mau cerita, kalau aku sudah merasa baik-baik saja dengan keadaan dan situasi ini. Bahkan, aku malah merasa bersyukur bisa mendapatkan kesempatan seperti ini.


Aku baru menyadari (dan juga baru ingat), bahwa setiap hal terjadi pasti ada manfaat dan maksud di baliknya. Termasuk dengan diacaknya peserta kelas ke-MIPA-an. Setidaknya hal yang kurasakan manfaatnya sampai sekarang adalah, aku tidak terkungkung dalam dunia prodiku sendiri. Aku jadi kenal banyak teman dari prodi lain. Aku jadi bisa mendengar banyak cerita yang menyegarkan selain topik yang biasanya diceritakan teman satu prodi. Aku bisa saling bertukar ilmu dengan teman, tidak hanya sekelas ke-MIPA-an, tapi by coincidence, sama yang entah ketemu di masjid atau kenalan pas PPSMB. Aku juga nggak paham sendiri, bagaimana caranya kita bisa tahu-tahu nimbrung bareng ngerjain soal yang sama-sama nggak ngerti dan akhirnya jadi belajar bareng.


Betapa sombongnya aku ketika memutuskan bahwa aku terjebak dalam kondisi yang merugikan diriku. Sungguh, aku hanyalah manusia dengan luasan lingkup pemikiran yang terbatas. Aku lupa bahwa Allah adalah sebaik-baik pembuat rencana kehidupan. Yang bisa dilakukan manusia dengan segala keterbatasan akalnya adalah, mempercayai dengan sepenuh hati bahwa segala jalan hidup yang kini tengah dilaluinya akan mengantarnya pada titik terbaik. 


Percayakan hidupmu kepada Allah ya, Fa. Selalu posthink sama Allah. Selalu ingat Allah sebelum memutuskan sesuatu. Yakinlah, bahwa dengan memilih hal-hal yang Allah suka sama dengan mengirimkan kebahagiaan bagi dirimu sendiri.


Fighting \^_^/

  • Share:

You Might Also Like

0 comments