Eh eh. Sudah berapa banyak senja yang kita lewati bersama teman-teman? Entah bagaimana, kalau dirunut kembali kita begitu senang ya jalan-jalan sore menikmati senja, menunggu sunset datang. Paralayang 2020, Tebing Breksi 2020, Ujung Selokan Mataram 2020, Paralayang 2021.
Eh kamu. Yang terpaksa kuhampiri pertama kali dengan konfrontasi, di grup angkatan lagi. Ya gimana dong, kamu membuat teman dekat pertamaku di fmipa ketakutan sih dengan mengoreksi hasil tugasnya secara pribadi dan cara yang aneh.
Lalu selanjutnya kusambut kerja sama denganmu dalam membuat web event dengan penuh keraguan tetapi merasa tertantang. Ga menyangka kamu mau chat duluan dan membimbing aku tiap langkah meskipun aku begitu tak tahu apa-apa saat itu. Tahu kah kamu, betapa deg-degannya aku setiap kali harus bertanya sesuatu kepadamu? Takut pertanyaanku kau pandang terlalu bodoh, sungguh. Aku merasa sangat kerdil tiap kali berada di sekitarmu. Tapi kamu tetap bersedia untuk hadir dan bekerja berdampingan hingga akhir. Aku sungguh ga menyangka. Dan terus berlanjut di banyak proyek selanjutnya.
Kamu tahu? Karena berteman denganmu, meskipun hanya 2,5 tahun lamanya, aku sudah menambah begitu banyak skill dan pengalaman yang nggak kusangka bisa aku punya sebelumnya. Hanya karena sentilanmu yang bikin panas hati dan otak, aku akhirnya jadi punya keberanian untuk melangkah.
Coba saja kamu ga pernah ngajakin aku buat satu tim ke Malang. Pasti aku ga bakal berani nanya langsung ke Bapak apakah aku boleh kalau lomba bareng temen-temen padahal cowok semua. Walaupun akhirnya kita ga satu tim dan kamu yang juara 1, aku tetap bersyukur. Karena ajakanmu membuat aku jadi berani nanya ke Bapak tentang sesuatu yang sangat krusial dengan batasan interaksi tersebut. Jadi, selanjutnya aku bisa lomba keluar kota dengan lebih percaya diri. Dan mungkin, memang takdir berkata begitu agar aku bisa lebih lama kerja bareng sama kamu.
Coba saja kamu nggak suka ngajakin kita makan ke Yoshinoya, pasti aku masih ga bakal bisa lancar makan nasi pake sumpit. Sungguh, aku selalu merasa tidak mungkin bisa makan nasi pakai sumpit. Tapi setelah beberapa kali dan merasa tertantang karena aku ga bisa-bisa, akhirnya aku bisa loh di awal tahun 2021 ini waktu di Hokben. Sungguh suatu prestasi yang luar biasa. Kamu juga bilang makan nasi pakai sumpit itu trick biar makan ga banyak-banyak. Dan waktu aku praktek langsung, emang cukup efektif loh.
Coba kamu ga bujuk aku sampe mentok di ruang kaca lantai 5 waktu itu. Pasti aku sampe sekarang ga punya rasa percaya diri untuk ambil proyek dan tumbuh berkembang di Ilmu Komputer ini. Aku yang di awal kuliah sungguh malesan buat kuliah, ga ada semangat, tapi justru ditarik paksa, diintrusi sama kamu buat ambil proyek. Katamu, "Belajar paling cepat dan efektif itu ya dengan ambil proyek. Kalau ga berani-berani, gimana bisa maju?" Sungguh membakar semangat ya :D
Coba aku ga pernah chat sama kamu. Aku ga bakal pernah secara langsung dengan sering berinteraksi dengan orang yang pake kata lu gw. Karena lu gw adalah kosakata yang membuatku cukup terintimidasi di awal kuliah karena merasa semacam dibully padahal nggak gitu ya. Maklum, aku cuma anak Jogja lokal ya.
Coba ga satu grup sama kamu. Aku ga bakal ketemu dan ngerti emoticon di bawah.
@.@ | e.e | :c | :O | O.o | :<
Coba kamu ga panjangin rambut dan konsultasi soal perawatan rambut yang padahal aku ga ngelakuin selain shampo an. Pasti sampe sekarang aku ga ngerti kalo ternyata salah satu yang bisa bikin rambut orang-orang lembut alus tu karena conditioner. Sekarang udah setahun lebih loh aku pake conditioner 😌
Coba kamu ga bawain kita makanan khas Cina mu, kek sotong kukira amis tapi manis aneh gimana gitu, atau roti kering, atau bakpia madu yang katamu lebih asli daripada bakpia Jogja. Aku ga bakal pernah cobain. Meskipun masih kaget juga sih waktu kamu bawa makanan macam dendeng babi dan anjing.
Coba kamu ga maksa di discord ngobrol pake Singlish. Waktu itu sungguh deg-degan wey. Tapi ya ga kenapa-napa sih. Cuma rasanya kek nonton Jinnyboy TV secara live hehe
Coba kamu ga sering nanya-nanya tentang syariat Islam tiba-tiba out of nowhere. Aku mungkin ga bakal sesemangat ini untuk lebih mempelajari dan mendalami agamaku sendiri sehingga bisa lebih siap kalo kamu tes lagi. Aku seneng banget loh waktu kamu bisa ngomong "Barakallahu fii umrik" dengan benar. Kek...apakah..kamu mulai tertarik?
Coba kamu ga suka ajakin kita jalan-jalan. Aku pasti ga bakal seluas ini pernah eksplor tempat wisata di Jogja. Maklum aku anak rumahan. Ga salah kok kamu kaget kenapa aku anak Jogja tapi kayak ga pernah pergi ke mana-mana.
Coba waktu di Semarang kita bertiga ga setuju untuk nurutin keambisanmu jalan kaki ke mana-mana yang membuat kita bareng muterin Kota Lama dari sore sampe menjelang Isya. Jalan menyusuri setiap gang dengan random tanpa arah, sampe liat papan lelang rumah segala. Iseng masuk pameran kerajinan tapi ternyata toko biasa. Tiba-tiba kamu traktir makan lumpia asli Semarang yang aku baru tahu ternyata ada saos sama daun bawang nya. Sambil nungguin salah satu dari kita sholat nyariin bangunan yang puncaknya kayak menara tapi bersinar terang eh ternyata Stasiun Tawang. Berakhir nyobain permen pink himalayan salt. Kalo ga gitu, mimpiku untuk bisa nuris di Kota Lama pasti belum kesampaian sampe sekarang. Sedih sih waktu itu aku terlalu gengsi jadi engga foto-foto karena takut dicap cewek alay. Padahal kan aku suka banget foto-foto ya :(
Ya, hal-hal itulah yang bikin aku susah buat ngelupain kamu. Padahal waktu kita bersama hanya begitu singkat, tapi rasanya ada begitu banyak hal dan jatuh bangun yang kita lalui bersama teman-teman semuanya. Aku tahu kalo aku sungguh terlalu cuek, bahkan kadang kelewat cuek sama kamu. Bukan bermaksud, tapi aku cuma sedang berusaha menjaga sikap sesuai posisiku. Aku harap kau pun mengerti. Karena aku punya aturan dan batasan yang harus aku patuhi. Andaikan tidak, aku juga ingin dekat dengan tidak hanya kamu, tapi semua teman-teman.
Aku cukup senang karena pertemuan terakhir di Paralayang dengan teman-teman cukup menyenangkan dan bahagia. Walaupun akhirnya kita belum kesampaian makan Pizza Tunqu Nangkring, sungguh sedih. Tapi pun, saat itu kita memutuskan hiatus sebenarnya aku juga sudah mempersiapkan untuk tidak bertemu denganmu dalam waktu yang lama karena pilihanmu saat itu. Tapi...yang aku tidak menyangka, ternyata malah jadi selamanya..
Terima kasih teman yang sungguh sangat baik ke aku yang sungguh sangat cupu. Kamu yang udah narik dan ngedobrak aku biar bangkit dan percaya diri. Kamu nggak akan bisa aku lupain dengan cepat sih, soalnya intrusi mu benar-benar luar biasa untuk aku dengan hati yang terlampau lemah lembut ini. Aku harap, aku pun sempat membawa pengaruh baik untukmu. Aku masih berandai tentang itu... Ya.. semoga di dunia selanjutnya kita bisa bertemu dan bersama dengan teman-teman lain dalam keadaan yang baik ya. Aku sungguh berharap begitu. Aamiin
Ohiya, kamu tahu? Saat terakhir itu, sunsetnya cantik sekali. Sangat oren dan menenangkan. Ada kedengeran suara kicau burung juga loh. Akhirnya ya, setelah ketutup awan di Paralayang kemarin bisa lihat sunset yang cantik :) Happy ending kah?
Life with you around has never been easy. You know, it took me about 1.5 years before I could finally have a conversation at ease with you. It is because I never know when you would ask some questions to me to which I don't know the answer yet. The way you ask is like an exam which has always been scary for me. Also, it makes me realize that I still have so many weaknesses, that I still don't know so many things.. and I really hate that feeling. I was also afraid that the way I responded to your questions would sound silly and stupid. But as time goes by, slowly I can finally just relax, answer with anything that comes to my mind without really thinking about it, and just give a "don't know" if I really don't know the answer. I guess last year my moment of acceptance has finally come. Anyway still, thank you, your presence made me brave enough to go beyond what I thought was already my limit :)
Ah... and you know? Till your last day, I still experienced new things because of you. I guess, to befriend you means to understand a lot of other parts of this world, or maybe... your world ya? Hihi





0 comments