Ujian Hidup

By alfanadhya - October 07, 2021

Setiap manusia pasti mengalami ujian hidup. Bentuknya bermacam-macam. Kata Ustadz Hanan Attaki tadi, ujian hidup itu ada tiga, yaitu ujian fisik, ujian harta, dan ujian perasaan. Contoh ujian fisik adalah bagi orang yang kebagian tidak memiliki kelengkapan tubuh sebagaimana manusia normal pada umumnya. Ujian harta, manusia diuji dengan kekurangan maupun kelebihan uang, tanah, keluarga, bisnis, dan lain-lain. Ujian perasaan, salah satunya adalah melawan hawa nafsu.

Heum, jadi di kajiannya itu dibahas tentang kisah Nabi Yusuf. Bagaimana seseorang berpredikat Nabi saja masih bisa tergoda oleh hawa nafsu dalam bentuk perempuan. Tapi katanya, begitu hampir saja terpeleset, Allah tampakkan wajah sedih ayah beliau, yaitu Nabi Yaqub, yang serta merta mengembalikan kesadaran Nabi Yusuf untuk menghindar.

Dan kata Ustadz Hanan Attaki juga, setiap ujian tu ya memang pasti berat. Yang dilakukan ya cuma tinggal dijalani aja. Diusahakan yang bisa dilakukan. Semampunya tapi semaksimal mungkin. Semakin terasa berat, semakin rasanya ga bisa di-handle lagi, justru artinya kita semakin dekat dengan akhir dari ujian tersebut. Kalau masih dirasa enteng, artinya kita masih sangat jauh dari akhir ujian itu.

Juga, tahu ga kenapa kok masa kecil Nabi Muhammad begitu menderita? Mulai dari kecil ga punya ibu, dan seterusnya. Katanya, itu adalah cara Allah untuk mempersiapkan Nabi Muhammad agar menjadi kuat, mengingat beban yang harus beliau emban di saat dewasa yang begitu berat, bahkan makhluk Allah yang lain pun enggan untuk menerimanya. Itu adalah kurikulum dari sekolah kehidupan yang dirancang oleh Allah. Kalo dilogika, iya mungkin ada benarnya juga, sih. Orang yang sukses pasti mengalami proses yang ga mudah dulu juga sebelumnya. Begitupun dengan Nabi Muhammad.

Lalu, apa sih, kok aku tiba-tiba baper sendiri soal ujian hidup ini? Hehe, biasa. Aku kan lagi nulis proposal skripsi nih sekarang. Stress banget lah jujur. Aku kan siput ya di ilmu komputer. Baca paper kok rasa-rasanya otak tiba-tiba tumpul. Tiba-tiba berkabut. Kek dah mau meledak aja gitu. Ngerti ga, sih? Padahal ya kayak cuma dipake ngerjain sekitar 1 jam, harus kasih break. Kenapa ya, belajar itu sangat berat untuk seorang Alfa? 

Tapi juga jadi keinget, kalau siapa yang tak tahan lelahnya belajar, maka ia harus tahan dengan sakitnya kebodohan. Hmm, dari situ jadi tau juga sih, bahwa mungkin belajar memang dari awal didesain sama Allah untuk ga dijalani dengan mudah. Siapa yang bisa bertahan, dialah yang akan menjadi manusia istimewa.

Dan akhirnya, tadi aku cukup bangga sih, bisa akhirnya nulis bab 1 dan bab 2 😭 Besok mau berencana kirim draft-nya ke dosen pembimbing 1. Doakan ya, semoga aku bisa mendapatkan respon yang baik dan tetap lancar ke depannya. Aamiin! Wish you all the best too, my dearest readers ❤️

  • Share:

You Might Also Like

0 comments