Aku telah berubah.
Aku merasa diriku yang sekarang bukanlah aku yang dulu. Aku yang pendiam, aku yang pemalu, aku yang nggak banyak omong. Ketiganya sudah tidak terlalu melekat pada diriku. Ketiganya seakan telah luntur dan menguap meninggalkan badanku.
Aku menyadari hal ini... tepatnya baru saja, ehehe. Aku tak tahu kapan pastinya aku berubah. Akan tetapi, kunjungan singkat ke rumah kawanku beberapa waktu lalu kurasa yang menjadi titik awalnya. Tampaknya, pindah ke dunia sma-lah yang telah mengubahku perlahan. Kata temanku...
Kapan mau berubah?
Katanya masuk sma mau berubah?
Ya, aku akui. Dulu aku ingin sekali untuk berubah. Masa smp yang sering kulalui dalam diam membuatku memiliki banyak kesempatan untuk merenung. Aku di smp merasa tidak memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan diri. Banyak sekali kejadian di mana niatku sudah bulat, namun keberanian untuk mengatakannya tidak ada. Saat itu pertengkaran batin yang hebat berlangsung hebat di hatiku. Kenapa... kenapa... kenapa... Kata-kata itu terus saja terngiang-ngiang di telinga.
Selama perenungan berlangsung, banyak rencana bermunculan mengenai apa-apa saja yang akan kulakukan di sma nanti. Aku ingin mencoba hal-hal baru di sma, yang ternyata tidak mudah untuk dilakukan, haha :D
Apa yang aku rasakan berbeda dari masa smp? Pertama, daur hidupku, ehehe. Apabila di smp dulu jam enam pagi sudah aku anggap sebagai kesiangan, maka di masa ini jam segitu masih terasa pagi. Jarak sekolah yang dekatlah faktornya. Kedua, (lebih) banyak omong. Meski masih ada yang bilang kalau aku pendiam, tapi menurutku aku sudah jauh lebih sering ngomong daripada masa smp.
Nah, perubahan kedua inilah yang aku permasalahkan. Menjadi lebih terbuka. Apakah itu baik atau justru sebaliknya? Merasakan "kehidupan baru" sebagai orang yang lebih banyak buka mulut itu tidak mudah. Lagi-lagi, pertentangan batinlah yang terjadi. Aku rasa, menjadi lebih banyak ngomong itu ada plus minusnya. Lebih banyak ngomong berarti bisa lebih supel (?).
Akan tetapi dampak negatifnyalah yang lebih memusingkanku. Banyak ngomong berarti banyak yang aku omongkan. Menjadi banyak ngomong berarti harus selalu, ya..sebisa mungkin, punya topik atau hal yang bisa diomongkan. Nah, sebagai pemula, terkadang aku merasa mengatakan hal-hal yang sebaiknya aku menjaganya tetap untukku seorang saja. Menjadi banyak ngomong jadi membuatku mengatakan hal-hal yang setelah kupikir sebaiknya tidak perlu dikeluarkan. Menjadi pemula, salah itu nggak apa-apa, katanya. Akan tetapi..., aku merasa hal ini tidak benar.
Aku jadi merasa ingin berhenti dari perubahan sikapku yang ini. Akan tetapi aku tahu bahwa ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Lebih lagi, hidup di dunia baru ini tampaknya memerlukan aku untuk lebih terbuka. Bukankah terbuka itu lebih baik? Jadi kalau sedang kesusahan akan ada banyak yang membantu. Hmm..., lagi-lagi labil.
Bagaimanapun, ya... perubahan itu pasti ada baik dan buruknya. Maka dari itu, berhati-hatilah dalam melangkah... daripada menambah dosa yang memerlukan waktu dan usaha untuk mendapatkan maafNya.
Sebagai penutup, ada rangkaian kata yang aku pikir-pikir terus akhir-akhir ini. Semoga menjadi perhatian bagi kalian semua juga :D
Wassalamu'alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh
Lidah itu seperti pena...
Salah digoreskan,
apabila telah terlanjur banyak dibaca,
akan sulit untuk mengubah cara pandang sang pembaca,
maka,
berhati-hatilah dalam menggunakannya!
:D
0 comments