how life can change overnight while I'm not ready yet... must be grateful for every moment and remember that we can not go back, that every second is precious
Baru juga aku sembuh dari asam lambungku
Hanya bisa tiduran di kasur 3 hari
Cuma satu matkul hari ini, itu pun dosen cuma minta isi presensi
Sedang aku bangun dari pagi, mencoba mengisi otak dengan materi
Tapi apa yang dibilang ibu?
"Mbok kalo kuliah cuma sore tu ya mencuci. Tu anak tante XXX juga kuliah tetep mencuci,"
Dan terjadi lagi mulai lagi, ibu meminta bantuan dengan nada tak mengenakkan
Seolah beliau yang sengsara sendiri
Tapi kalau aku sambat gabisa nugas didiemin aja, ga dibantu juga kan
Karena terkadang untuk bisa mendapat pencerahan butuh sambil rebahan loh
Sedih saja rasanya hal ini terulang kembali
Meminta bantuan tapi tidak dengan cara yang menyenangkan
Sungguh menyesakkan
___
Lesson learned : kalo nyuruh anak jangan pake bandingin anak orang lain, sungguh. Bukannya memotivasi tapi justru bikin demotivated parah .-.
Actually, this thought just came randomly out of nowhere. I just watched a video where my senior covered a KPOP song. She said that the song was used by the dad of the singer to confess to his mom.
I was really touched for some moments...before I realize that how ironic it is the fact that he shared the story means that maybe, more people will be inspired to confess someone with that song. But... He will most likely not get the opportunity to do that like his parents did.
Then I took some time to think. Singers, I mean maybe KPOP singers, nowadays mostly choose to sing romance or love-related song. But, they have some circumstances where they can't really experience that. They can't really experience what they convey in their songs. It's just...kind of sad right? Even their fans kind of forbid them to have the story like what is told in the song. But they imagine to have that with the singer. But when it happens with someone else, they will get extremely upset. But on top of that, how can they still believe what's told in the song when actually the singer don't really experienced that 😅 I don't intend to offense anyone, of course it's such a skill to be able to convey a story and touch hearts through songs in which feeling they've never known about. But still ... Ehe, it would be better to let them go through the real experience to get deeper feeling(?) Don't know hihi
It's different with the condition in Indonesia maybe, where I see that some singers still put their thoughts, life, and heart in their songs. They really depict them. Like... Isyana Sarasvati, at least from the vlog I watched hihi.
Behind The Idea - by Gisneo Pratala
Ideation
Sering kali ideasi nya klise, ga selalu memecahkan masalah banget. Startup e-commerce mainan dimasukkin semua di situ untuk dijual. Apa yang dipecahkan? Kalo mau jualan mainan bisa jual lewat e-commerce yang sudah ada
Jika behaviour market belum siap, sama aja nggak guna. Cari root problem yang mau diselesaikan. Kalo turunan masalah yang diselesaikan, nggak akan bertahan lama
Unique selling proposition : segala hal yang membuat produk kita unik untuk dijual
Emotional selling propotition : nembak dari sisi emotional nya
UX : bagaimana cara mengerti manusia, membuat produk yang benar-benar dibutuhkan manusia
7 dosa manusia : marah, nafsu, serakah, pride, males, rakus, sombong
Think big, start small, move fast
staging itu penting
menjual sesuatu dengan mahal, dengan menyentuh sisi emosionalnya. misal jualin batik di giriloyo dengan packaging yang bagus, branding, tulis sejarahnya
cobra effect : solusi yang ada justru menciptakan masalah yang lebih buruk.
Yang membunuh kamu pikiran kamu sendiri
Capture the Market - by Evan Fabio
Define your brand
Branding : identitas produk, kenapa (why) brand kita harus ada? Customer positioning yang jelas. Contoh Google, brandingnya sebagai search engine yang tahu segalanya. Branding itu apapun yang bisa memberikan value ke seseorang. How people associate with some values. Branding itu bukan tentang logo, warna, platform marketing, ya. Brand ini juga bisa berupa orang.
Marketing : bagaimana menyampaikan value yang kita punya ke customer, tujuannya mendapatkan aksi dari konsumen.
Branding dulu baru marketing. Marketing itu mengikuti branding. Contoh jualan semen, tapi malah pemasarannya dengan instagram dan tiktok, padahal target konsumen kita ga di sana.
Riset pasar itu jangan langsung loncat ke survei, padahal agak keliru approach nya. Harusnya ketemu langsung atau telepon paling nggak dan ngajak ngobrol orang yang akan menjadi calon customer kita biar bener-bener ngerti customer kita. Kalo sebar google form, insights nya kurang banyak dan kurang bisa dapetin pain points nya sebenernya apa.
OVO adalah sebuah strartup penyedia platform layanan pembayaran digital yang memudahkan konsumen di Indonesia usia 25-34 tahun dalam melakukan pembayaran melalui aplikasi mobile.
Jika target customer sempit bagaimana? Misal target customer kita adalah orang usia lanjut, which is sangat sempit ya. Coba ajak ngobrol orang usia lanjut tersebut masalahnya apa saja, kira" kalo ada maslaah seperti itu cara mengatasinya bagaimana atau pergi ke mana. Benar-benar gali insight dari mereka. Misal yang mempengaruhi decision mereka adalah saran keluarga, atau saran tetangga. Pahami cara pikir mereka. Psychological side apa saja yang mempengaruhi mereka.
Early adapter. Jika resource kita terbatas, misal 1 juta rupiah. Tanyakan pada diri kita, mau dipasarkan kemana produk kita biar benar-benar tepat sasaran? Contoh produk aplikasi, maka early adapternya adalah orang-orang yang sudah ngerti cara pake aplikasi, kita ga perlu ajarin cara pakenya, cukup kasih tahu benefitnya aja. Tidak semua orang Indonesia sudah melek teknologi. Untuk mengubah orang yang masih gaptek menjadi terbiasa menggunakan produk digital membutuhkan journey yang lebih panjang. Jadi, di awal langsung nembak aja kelompok customer yang sesuai.
Kalo tujuannya nonprofit gimana? Harus jelas dulu tujuan yang ingin diraih apa. Apakah organic group? Misal tujuannya untuk build awareness dan gather participants. Growth loop : bagaimana caranya customers kita bisa bring in more participants sehingga bisa mengurangi effort untuk menggaet customers, ga perlu susah-susah buat ads dll. Entah melalui broadcast grup WA atau apa.
Jika stigma masyarakat negatif terhadap produk kita, apa yang harus dilakukan? Mungkin karena produk mahal dibandingkan brand lain. Bisa juga customer kurang teredukasi. Atau bisa juga karena customer nggak pengen aja. Coba bedah dan dapetin inti masalahnya untuk bisa menerapkan approach solusi yang sesuai.
Kita pergi kemana customer kita berada. Misal target kita anak-anak, jadi pemasaran offline jualannya di depan sekolah. Kalo mau pemasaran online, cari tahu anak-anak biasanya pake aplikasi apa. Kalo banyak yang pake WA, bikin aja konten di WA. Misal, kalo kamu tunjukkin gambar ini ke toko kamu bisa dapat diskon jajan 5000 rupiah. Jangan ujug-ujug buka page di instagram dan twitter padahal customer kita nggak di situ.
Be different and have the empathy for our customers. Misal ramen, semua ramen kalo tutup mata juga rasanya sama aja. Tapi karena branding produk A dan produk B itu berbeda, bisa jadi persepsi yang diterima customer juga berbeda. Misal yang satu nembak kelas menengah atas, yang satu nembak kelas menengah. Yang satu manggil customer dengan Anda, yang satu pake lu. Buat feature produk yang benar-benar tepat sasaran dan banyak dipakai customer kita.
Jawaban atas masalah produk kita hanya customer kita yang tahu.
Brand story
To deliver your product with a good story. Because it's not about us. It's about our customers.
Batman
Goal : mendamaikan kota Gotham dengan melawan enemies
Batman as customer : hero of the story, the strongest character
Alfred as our brand : personal assistant
Police department as other parties : helper (?)
OVO
Goal : meningkatkan penetrasi dan literasi keuangan di Indonesia
Batman as customer : OVO's customer
Alfred as our brand : OVO application
Police department as other parties : merchants
Musuh : bisa jadi stigma masyarakat, kemalasan pribadi, kurangnya critical thinking
Content pillar
? : turunan dari brand story. Aplikasi brand statement dalam produk kita. Berguna tidak hanya untuk marketing, tapi juga untuk product development untuk menjaga konsistensi.
Content strategy
language style : sesuaikan dengan target customer/key audience kita. Kalo orang tua, misal, jangan pake bahasa gaul.
channel strategy : jangan keikut arus. Kalo mau pun juga gapapa, tapi buang-buang energi doang. Misal target kita abang bajaj, ya kalo terpaksa door-to-door mau gimana lagi?
---
Kita ga pernah tahu apakah customer kita benar-benar lebih memperhitungkan cost ketimbang fasilitas yang didapat? Kalo kita ingin benar-benar tahu, coba kasih free trial/promo biar mau cobain dan kita bisa menerapkan habit forming. Mengubah habit itu ga cuma sepekan dua pekan, bisa jadi bertahun-tahun. Memang di awal bakar duit. Dan sudah pasti bahwa ketika nanti kita menerapkan sistem berbayar, jumlah customernya menurun drastis. Nah, pastikan bahwa customer yang bayar itu bisa nutupin biaya operasional semua jenis user.
Semakin ketat kompetisi antarbrand semakin penting emotional branding.
Public speaking itu bukan performance, tapi conversation. Gunakan kata-kata seperti, kita, tahukah, dan lainnya yang membuat rasa nyaman. Make it very impromptu. Jangan terlalu mikir konsekuensinya karena bikin khawatir.
Kita harus punya self-confidence. Meskipun kita bukan skillful public speaker, tapi dengan kepercayaan diri, apa yang ingin kita sampaikan tetap akan terdeliver, meskipun terbata-bata dan ada yang terlupa.
Don't multitask. Kurang memperhatikan jadinya kurang nangkep
Jangan merasa lebih pinter dan bikin suasana ga enak. Kita ga bisa memilih lawan bicara kita. Jika bertemu orang yang benar-benar berbeda value hidup dengan kita, jangan sampai jawaban kita tidak mengenakkan.
Cari pertanyaan yang jawabannya bukan yes or no. "Eh, kamu tadi berangkat naik apa?" Jangan "Tadi kamu berangkat naik ojek ya?"
Kalo ga tau, bilang aja jujur ga tau. Tapi tawarkan sesuatu yang bisa membuat orang yang nanya tersebut
Jangan balik sombong. Misal, "Duh, aku lagi banyak utang," jangan dijawab "Aku juga pernah gitu," kalo kita jawab gitu malah akan bikin ga enak orang yang nanya ke kita.
Ketika public speaking dan ada hal penting yang ingin disampaikan, posisikan badan kita lebih maju biar mengemphasize kalo kita lagi ngomong sesuatu yang penting.
Framework STAR : Situation, Task, Action, Result
Perkenalan jangan cuma sebut nama, tapi coba ceritakan sedikit latar belakang yang menarik dari hal yang akan kita sampaikan.
Include a goal early in presentation biar audience ngerti apa yang bisa mereka expect dengan ngedengerin kita. It help you shape your presentation.
Use supporting material liberally. Sajikan fakta tersebut secukupnya aja, jangan berlebihan. Misal ngomong tentang pembentukan habit, ceritain kalo sebenernya butuh waktu sekitar 60 hari. Jadi kalau kita ingin menjadikan menyapu rumah sebagai kebiasaan, mulai sapulah rumahmu tiap hari selama 60 hari.
"20 years old? It means your parents will have a son-in-law soon! Wah, getting ready la hihi,"
"Alfa, to decide someone is ready to get married or not is not only about having enough money. You must remember that getting married is one kind of worship to Allah."
Lagi kangen sama orang, tapi terlalu gengsi buat mengungkapkan...
Yang aku kangenin bukan laki-laki kok.. ini tentang seorang mbak yang aku rindukan
Tapi, kalau dipikir-pikir, rasanya aneh juga sih... Yang ketemunya bentar banget tapi kangen, tapi keluarga masih sering dicuekin
Astaghfirullah
Product Manager
— salah satu pekerjaan terbaik yang mungkin banyak orang ga tau
Produk itu apa?
Teknologi : mobil, google, sepeda, aplikasi mobile
Makanan : oreo
Produk itu objek atau sistem yang diciptakan untuk digunakan pengguna
Suka memecahkan masalah? Punya bisnis sendiri? Suka kerja kelompok? Suka menentukan visi dan strategi? Cocok jadi PM
PM ngapain aja?
• Ngobrol ke temen kerja, user/pengguna, bagaimana keluh kesah dan pengalaman pake produk
• Analisis data
• Kerja bareng multi divisi dom merencanakan produk
• Brainstorming ide fitur/produk
• Diskusi dengan tim designer dan developer
Kenyataannya, ada banyak kasus dan masalah yang membuat PM belajar banyak hal.
• Engga boleh sedih, secukupnya saja krn itu menghambat pekerjaan. PM perlu rapat sama multi-stakeholder dr IT, redaksi, sampai bisnis. Orang yg ditemui beragam karakter dan motivasinya.
• Produk yang kamu buat bukan bayimu. Apakah bayimu rela kalo dibunuh? Padahal kalo produk ga jalan malah bikin rugi harus dikill misalnya. Dikritisi, harus terima banyak kritik. apakah bayimu rela dimakan? Padahal kita harus memposisikan diri kita sebagai konsumen
• PM gaboleh cepat puas, harus iterasi terus hingga menjadi produk yang mature dan sempurna
• Belajar mencari kebenaran, bukan validasi. Kalo validasi tuh, "Eh ini bener kan ya? Iya kan?". Selalu dengarkan orang lain dulu sebelum ajukan pendapat. Terbuka untuk diskusi ide/pendapat sama orang lain. Stay curious. Kalo ada perbedaan perspektif cari tahu kenapa. Jangan takut salah! Sundar Pichai punya visi yang kuat dlm berpendapat, tapi juga sangat baik dlm membiarkan pendapat orang lain muncul.
• Nggak boleh "Gue udah ngerjain bagian gue ya". Karena PM tugasnya sebagai orchestrator yang memastikan semua bagian dalam tim bekerja dengan baik. Siap sedia dalam membersamai setiap prosesnya.
• Jangan buat produk untuk menyelesaikan masalah diri sendiri. Belum tentu masalah kita adalah masalah banyak orang, harus cukup besar agar memiliki value dan nilai bisnis. Kalau solusi dah ada, pikirkan improvement apa yang bisa dilakukan.
• Jangan terlarut pada pesta peluncuran produk. Bayangin kaya kalo nikah. Setelah nikah justru lebih banuak masalahyang muncul dan harus diselesaikan. Iterasi produk terus menerus.
A great PM has the brain of an engineer, the heart of a designer, sense of a businessman, and the speech of a diplomat
Orang yang sukses adalah orang yang sukses melewati insecurity-nya
— Kristo Imanuel
Sesi 1 : Sahbidina Nurarini
Sesi 2 : Maudy Ayunda
Critical Thinking
Sangat mendorong diri untuk absorb informasi dan perspektif dengan baca buku, ngobrol sama banyak orang, nonton video online. Ga cuma sekadar mengonsumsi informasi tapi harus beragam. Maudy waktu S1 tiap ada tugas harus baca buku 6 dibuat esai dan keenamnya punya perspektif yang beragam. Jadi terpaksa mikir mana yang paling make sense dan memiliki argumen lebih kuat. Kalo terbiasa mengonsumsi informasi yang berbeda dan berkonflik, kepala kita jadi diasah, dan pemikiran kritis akan mulai keluar. Yuk keluar dari comfort zone utk bergaul dengan temen-temen dari dunia dan background berbeda agar lebih banyak perspektifnya.
Planning dan buat concrete steps untuk menentukan prioritas fokus. Breakdown segalanya lalu susun rencana dengan baik.
Kalo minderan, cobain segala hal jadi tahu mana yang disukai, dalami dan kuasai hal itu. Dengan merasa bisa atas hal tersebut, minder ga ada lagi.
• Quarter-life crisis
Dunia bukan tentang achievement tapi tentang menjadi lebih baik. Kalo kegagalan membuat kita lebih baik, it's a good thing. Saat ga bisa dapat satu hal diarahkan Tuhan dan semesta ke jalan yang lebih baik. Pandang interpretasi terhadap failure secara berbeda.
• Cara berkembang
Yang bikin asyik :
• Ada countdown
• Ada opening pake video
• Nanyain peserta paling jauh dari mana
• Nge trigger peserta untuk komen dengan pertanyaan-pertanyaan yang memancing, misal "Yuk kita sapa dulu, say hi dong"
• Sambil santuy nge jelasin ulang ini acara apa, peraturannya apa aja
Siap nikah berarti siap punya anak dan...siap untuk ngurusin segala keribetan yang mengikuti dengan kehadiran buah hati tercinta. Ribet? Mungkin aku awalnya bakal mikir, mana ada yang namanya rasa jengkel pengen marah-marah gara-gara ribet dan rempong banget ngurusin anak yang hadir karena rasa cinta kita? Eit...no. Suatu hari, lelah mental itu pasti muncul. Lelah fisik obatnya mah gampang. Tinggal bobok, pijet, relaksasi dengan hal-hal yang disukai, sembuh. Nah ini, kalo lelah mental ga tau ga disiapin sejak awal cara dan kiat mengatasi, yang mana mungkin bisa beda-beda tiap insan. waduh, bisa bahaya.















