You are Not Alone: Menolong Mereka yang Ingin Menyerah | APDC Indonesia Instagram Live
September 08, 2023
Ga kerasa udah September lagi. Spesifiknya lagi, H-2 menuju 10 September. Pas banget sore ini ada talkshow yang menarik dari APDC Indonesia. Langsung aja saya catat biar ga hilang begitu saja, karena sering kali butuh ini kala perasaan itu menyerang kembali. Selamat membaca :)
💖💖💖
- Merasa terjebak di kondisi tertentu, misal tekanan hutang, akademis, dsb
- Memiliki riwayat pernah melakukan percobaan mengakhiri hidup
- Orang dengan kondisi psikologis tertentu yang rentan: depresi, mood tidak stabil, impulsif, dsb
Suicide Contagion: bahwa itu menular. Kalau mendengar/mengetahui suatu informasi detail tentang seseorang yang mengakhiri hidup, tolong banget stop informasi itu di kalian. Bagi orang yang rentan, akan sangat triggering. Dia bisa jadi terinspirasi, tervalidasi, ternyata orang lain juga punya pemikiran yang sama, ya. Aku tidak sendiri, berarti aku juga gapapa dong? Indonesia ini kan negara kolektif. Jangan sampe juga jadi merasa kolektif untuk melakukan hal serupa dengan cara yang sama dengan yang diceritakan di informasi tersebut.
Respon untuk orang yang memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup:
- Dengarkan. Tampung semua uneg-uneg yang dia ceritakan. No judge! Active listening boleh~ Jangan mengucilkan masalah tersebut karena akan merasa terkurung lagi secara psikologis di lingkungan sosialnya.
- Jangan membandingkan dengan masalah orang lain. Jangan adu nasib! Nanti dia merasa kok malah ga didengerin, ga ada yang mau memahami, dan memilih pergi.
- Antar dan temani ke psikolog profesional. Karena bisa jadi, kalo bilang langsung ke orang tua/keluarga akan mendapatkan cap "Kamu gila, ya?" yang pasti bikin ga nyaman. Kalo mulai menghilang (menarik diri dari kehidupan sosial), temani dengan brutal dan ugal-ugalan, udah gapapa hehe. Tolongi dia untuk mencari pertolongan.
Respon untuk orang yang ditinggalkan:
- Tidak menyalahkan. Karena dia pun masih memproses dan pasti menyalahkan diri sendiri. Pasti shock berat. Masih debat di pikirannya.
- Dengarkan, apapun itu: penyesalannya, kekecewaannya. Masalahnya dia mempertanyakan orang yang sudah tidak ada, yang mana ga ada jawabannya. Itu membuat dia suffering.
- Jangan banyak tanya, karena dia sendiri sedang dalam kondisi mempertanyakan, bahkan denial, merasa ga nyata. Juga merasa marah, kenapa harus? Tetap hadir dan mendengarkan. Bisa juga kirim makanan. Jangan tanya kenapa kok bisa? Karena dia sendiri juga ga tahu pastinya. Ga usah kepo sama perasaannya dia. Tanpa tanya, pake empati aja, pasti kita udah paham rasanya. Jangan bilang, "Jangan sedih ya, udah ikhlasin aja,". No no no! Masa orang lagi sedih tiba-tiba ga boleh sedih. Manusia memang punya fase-fasenya, step-stepnya untuk memproses kesedihan.
Kalo temen chat bilang capek hidup:
- Jangan buru-buru. Jangan malah kita yang panik dan kena mental.
- Ajak ketemuan langsung. Kita yang ajakin, proaktif, "Yuk makan". Karena yang dia butuhkan adalah kehadiran support itu sendiri. Soalnya kalo dilanjutin cerita lewat chat, malah kita yang overthinking, "Kok dia ga bales ya? Kok cuma centang satu?". Cara ini akan lebih powerful.
Cara mengendalikan overthinking:
- Keluarin! Alirin aja. Style-nya lebih suka ngomong, nulis, aktivitas fisik (lari, jalan-jalan, dll), divalidasi (dengerin musik, meresapi lagu, karaoke) atau apa? Setiap orang punya caranya masing-masing. Asalkan caranya positif dan tidak merugikan orang lain, lakukan saja. Tujuannya emang bukan buat menemukan solusinya, tapi mengeluarkan aja dari pikiran.
Kalo ragu cerita ke orang terdekat/keluarga/teman, itu wajar banget... mending ga usah sekalian cerita ke mereka, tapi langsung ke psikolog atau bantuan profesional lain. Biar mereka lebih objektif menilainya. Soalnya kadang kalo orang terdekat terlalu ekspresif, "Kok bisa?", marah, dan malah membuat kita merasa, "Oh ternyata aku nyusahin ya? Bikin kepikiran, ya?". Bisa juga sambil nunggu sesinya, untuk nurunin tensionnya, keluarin dengan journaling atau metode sesuai style masing-masing.
Kalo udah sampe tahap meriset metodenya, udah lampu merah ini. Kondisi mental itu kalo semakin cepat diketahui akan semakin cepat ditangani.
✨✨✨
If you think you wanna learn more, here is an e-book shared by my senior who studies Psychology in university, which I think is very good and detailed: Link to download the e-book